PHINTAS Daily Report & Shares Review 21st October 2022
View PDF
21 Oct 2022

GLOBAL MARKET REVIEW

Koreksi indeks-indeks Wall Street berlanjut di Kamis (20/10). Hal ini sejalan dengan berlanjutnya kenaikan 10-year bond yield di AS ke 4.239% di Kamis (20/10), level tertinggi sejak 2008. Hal ini masih terkait dengan ekspektasi pasar bahwa the Fed akan lebih agresif dalam menaikan sukubunga acuan di FOMC November 2022 seiring dengan laju inflasi yang masih tinggi di AS.

Pergerakan Wall Street juga dipengaruhi oleh rilis kinerja keuangan Q3-2022 dari sejumlah perusahaan di AS. AT&T dan IBM mencatatkan kinerja diatas ekspektasi, sementara Tesla memperkirakan tidak dapat mencapai deliveries target di 2022. Berlawanan dengan Wall Street (20/10), mayoritas indeks di Eropa ditutup menguat pada perdagangan Kamis (20/10). Hal ini terjadi setelah pengunduran diri Perdana Menteri Inggris, Liz Truss (20/10). Poundsterling lanjutkan rebound, menguat 0.7% terhadap USD di Kamis (20/10).

Sebelumnya, paket kebijakan fiskal yang diajukan oleh PM Liz Truss yang mencangkup pemangkasan pajak dan higher spending memicu pelemahan signifikan pada nilai tukar Pounds. Dari pasar komoditas, pergerakan harga minyak cenderung flat di Kamis (20/10). Akan tetapi, rencana Pemerintah Tiongkok untuk melonggarkan aturan karantina Covid-19 bagi pengunjung ke negara tersebut mendorong ekspektasi peningkatan demand dari Tiongkok.


DOMESTIC MARKET REVIEW

[Resistance : 7100] [Pivot : 7000] [Support : 6880] IHSG berpeluang lanjutkan minor bullish reversal ke kisaran 7070-7100 di Jumat (21/10). Indikator Stochastic RSI dan MACD yang bergerak naik pasca pembentukan golden cross mendukung indikasi tersebut.

Rebound signifikan harga CPO dalam beberapa hari terakhir turut memicu rebound harga komoditas lain, terutama komoditas energi. Disamping kemungkinan penurunan supply di musim hujan, ekspektasi peningkatan demand dari Tiongkok juga turut mendorong rebound tersebut. Dengan demikian, saham-saham commodity-related dapat diperhatikan dalam jangka pendek, antara lain ADRO, AALI, LSIP, SIMP, INDY, MEDC dan TKIM.

Meski terdapat potensi rebound lanjutan, sebaiknya investor jangan terlalu agresif mengingat risiko pelemahan lanjutan nilai tukar Rupiah masih cukup besar. Nilai tukar Rupiah melemah 0.48% ke Rp15,570 per USD di Kamis (20/10) sore, meskipun RDG BI kembali menaikan sukubunga acuan sebesar 50 bps ke 4.75% (20/10). Pasalnya, the Fed diperkirakan bisa menaikan sukubunga acuan di 100 bps atau lebih pada FOMC November 2022. Tekanan bagi BoE dan ECB untuk lebih agresif juga meningkat.


MARKET NEWS

TINS PT Timah Tbk

PT Timah Tbk (TINS) mengeluarkan investasi Rp1.2 triliun untuk pembangunan smelter Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnance di Muntok Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna meningkatkan efektifitas produksi dengan proses pengolahan yang lebih efisien. Smelter tersebut akan mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah dengan kapasitas produksi 40,000 ton crude tin per tahun atau 35,000 metrik ton ingot per tahun.

WIIM PT Wismilak Inti Makmur Tbk

PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) membukukan pertumbuhan penjualan neto menjadi Rp2.65 triliun (+38.74% yoy) pada 9M22. Sejalan dengan kenaikan tersebut, laba kotor juga meningkat menjadi Rp553.36 miliar (+19.06% yoy). Selain itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp169.31 miliar (+55.60% yoy) pada periode yang sama.

CAKK PT Cahayputra Asa Keramik Tbk

PT Tancorp Bangun Indonesia (TBI) telah menandatangani perjanjian jual beli dan pengambilalihan saham PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) sebanyak 662 juta lembar atau setara dengan 55.02% di harga Rp229 per lembar dengan total transaksi akuisisi senilai Rp151.59 miliar pada 19 Oktober 2022.

WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui anak perusahaannya yaitu PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) menandatangani perjanjian dengan Reposttren Holdings Pte. Ltd. asal Singapura, dalam pembangunan Proyek Floating Photovoltaic Plant Cilamaya sebesar 2,000 MW. Proyek tersebut, nantinya akan mampu memproduksi green energy sebesar 4,000 GWh per tahun untuk mengurangi emisi karbon hingga 3.2 juta CO2/tahun.

LPPF PT Matahari Department Store Tbk

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan penjualan kotor sebesar Rp 9,5 Triliun untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022, 26,5% di atas periode yang sama pada 2021. Dividen sebesar Rp 525 per saham yang dijadwalkan untuk tahun 2022, akan dibayarkan pada tahun 2023, dengan persetujuan yang diwajibkan. Matahari berkomitmen dalam program pembelian kembali sahamnya, setelah menginvestasikan Rp 114 Miliar sejak Q3 yang mengakibatkan pengurangan saham yang beredar menjadi 2.330,6 juta saham pada hari ini.